Proses bukan suatu nilai

Proses bukan suatu nilai

Proses bukan suatu nilai

Salam semuanya, nama saya Yohanes. Tidak ada yang spesial dalam diri saya. Saya anak terakhir dalam 3 bersaudara. Dorongan ingin mandiri dan  kebutuhan hidup yang kuat membuat saya harus mengajar kursus. Bukan hal yang mudah dan  tak pernah terpikirkan oleh saya sedikitpun. Saya tamat sekolah dengan nilai yang kurang baik dan terkesan asal tamat. Bukan saya tidak belajar dan bukan saya menyerah pasrah  terhadap apa yang saya harus pelajari. Tetapi seakan sulit sekali semua materi itu masuk dikepala saya. Saat itu saya berpikir untuk apa saya harus belajar semua rumus semua materi jika pada akhirnya ketika kita bekerja semua itu seakan tak berguna. Berapa banyak dari antara kita yang telah bekerja masih ingat hukum Newton? Hukum Archimedes? Boyle? Gay lussac? atau bahkan dalil Phytagoras sekalipun. Saat kita sekolah berapa banyak saudara atau bahkan orang tua yang ditanya tentang salah satu dalil di atas masih dapat menjelaskan. Sedikit sekali yang dapat menjelaskan kecuali mereka mengajar kursus sama seperti yang telah saya jalankan selama ini.

Bersyukur terhadap Tuhan. Karena keterbatasan saya. Ketidakmampuan saya mengerti terhadap satu materi pelajaran matematika, fisika, dan kimia, justru membuat saya mengerti dan paham dibalik itu semua ada satu hal yang lebih penting lagi daripada menguasai. Kita seakan lupa "proses" dimana kita harus belajar. Proses kita beradaptasi, proses kita mencerna, proses kita bertahan dalam sebuah lingkungan.

Seringkali kita selalu menanamkan pentingnya sebuah nilai/score terhadap suatu hal. Prestasi ditentukan oleh nilai. Sedangkan nilai itu sebagai acuan alat ukur atas kemampuan kita.

Sadarkah saudara sekalian bahwa sesungguhnya banyak sekali disekitar kita yang menempuh jalan singkat atau pintas untuk mencapai nilai yang baik. Mereka melupakan proses yang harusnya mereka lewati. Mengapa?Salahkah? Dalam hal ini saya tidak berwenang menentukan salah ataupun benar. Jalan singkat ataupun pintas memang dapat kita ambil asalkan kita tidak melupakan suatu proses yang harus kita lewati. Coba kita bayangkan. Bukankah suatu hal yang sia-sia jika kita belajar, menghabiskan masa muda kita untuk belajar hal-hal yang sulit dan terkesan menjemukan sedangkan kita tahu bahwa kelak tak akan berguna ketika kita bekerja. Dan itu juga yang membuat saya salah.

Banyak sekali orang tua yang beranggapan anaknya tidak berbakat, kuatir akan masa depannya. Atau mengapa anak saya tidak seperti "A" yang selalu bagus prestasi sekolahnya. Atau mungkin berpikir "lebih baik dia beli ijasah saja toh dia akan melanjutkan usaha saya".

Begitu banyak rasa kuatir yang menekan sehingga tanpa kita sadari kitapun memberi tekanan kepada si anak. Kitapun lupa proses yang telah ia alami. Mungkin dia telah belajar hingga larut malam. Mungkin dia telah mengorbankan waktu bermainnya untuk bermacam les yang penting buat dirinya.

Saya teringat ketika saya sma dahulu seorang guru saya berkata "Ketika kamu kelak kerja mungkin akan kamu temui seorang yang dahulu rankingnya dibawah kamu tapi bisa mempunyai penghasilan lebih besar dari kamu", Ternyata kalimat seperti itu juga banyak saya temui di buku orang-orang sukses seperti alm.Bob Sadino, Bong Chandra dalam kalimat yang berbeda namun mempunyai arti yang sama. Benarkah? JIka demikian untuk apa saya belajar?

Berikut saya mencoba jelaskan.

Orang pintar dan rajin adalah suatu talenta yang diberikan Tuhan kepada dirinya. Orang pintar akan bersekolah di tempat yang berkualitas penuh persaingan dan mungkin ternama. Ketika ia tamat tentu tak sulit untuk dia bekerja di perusahaan ternama juga. Apalagi jika ia mempunyai prestasi dalam pendidikan. Demikian tanpa ia sadari ia terkurung dalam apa yang dinamakan "Zona nyaman". Fasilitas, gaji dan bonus mengurungnya.

Orang yang kurang beruntung ( Karena menurut saya tidak ada yang bodoh ataupun pintar ) dia harus berjuang. mengalami proses. Jalan pintas mungkin jauh dari pikirannya, karena butuh biaya yang tidak sedikit. Dia harus beradaptasi. Dia berjuang lebih keras dari yang pintar, karena siapa yang kenal orang yang kurang beruntung. Tanpa dia sadari proses telah menempanya. Dia harus bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mencapai tujuan dengan mengatur orang disekelilingnya.

Dalam hal diatas Proses membedakan keduanya. Ada yang singkat ada yang lama untuk mencapai sebuah kata "Sukses".

Yang saya ingin ingatkan sukses sebuah perjalanan seseorang  tidak ditentukan oleh sebuah nilai/prestasi. Tetapi seberapa besar proses yang telah ia alami. Sehingga kita dapat melihat Tuhan cukup adil bagi orang-orang yang kurang beruntung dan yang pintar. Masing-masing mempunyai jalannya.

Kembali bersyukur kepada Tuhan saya banyak melihat murid-murid saya berproses. Beberapa diantara mereka pintar. Bahkan ada yang berkata "belajar adalah hobi bagi dirinya" ( beasiswa ke Singapura sejak smp kelas 2 dari penabur ) , ada juga yang berkata "sekolah tidak ada tantangan" ( Karena dia ranking 3 dari sekolah penabur terbaik menandakan ia mampu dan melewati proses yang tercepat yang pernah saya temui, kemudian dia mengambil sekolah dan sukses di bidang design ). Ada juga tidak beruntung tetapi dia dapat  meraih sukses dan prestasi baik dalam pekerjaan di perusahaan yang baik ataupun menjadi musisi yang telah "manggung" di Korea, Singapura dll.

Sekali lagi. Saya hanya anak yang lulus urutan ketiga dari terakhir.  Saya mungkin tidak pintar seperti murid-murid saya yang telah menang olimpiade fisika dan beasiswa keluar negeri. Tetapi saya bersyukur telah melihat mereka berproses meraih apa yang mereka cari. Tidak terbayangkan oleh saya seorang yang dulu tidak beruntung malah dapat menyaksikan semua itu.

Semoga artikel saya ini dapat saling mengingatkan kita untuk tetap ber "proses" dalam hidup kita. Saya yakin mungkin saat ini ada diantara kalian yang masih kuatir, takut bimbang, apa yang akan terjadi kelak. Namun percayalah suatu saat kelak suatu saat kalian akan mempunyai "Proses" yang berbeda dan mungkin luar biasa, yang sanggup merubah hidup kalian. Dan saya undang kalian semua untuk berbagi proses kalian disini. Saya yakin sekecil apapun proses kalian tapi besar manfaatnya bagi yang lain.

Terima kasih buat semua guru-guru saya serta dosen yang telah membimbing saya. Terima kasih juga kepada murid-murid saya karena dari kalian jugalah saya belajar.

  

Komentar

  • Bernard SetiawanKamis, 24 September 2015

    wooow koko YP. Bagus nih artikelnya :)

  • DellaSelasa, 27 Oktober 2015

    wah keren pak artikelnya ^_^


Tambahkan Komentar

Testimonial

 

Tambah